Jumpa Kembali...!!!

>> Sunday, November 23, 2008

Halo semua, rekan dunia maya.....
Udah lama banget nih Penulis ga ngeblog. Ampir berbulan-bulan.
Huh, padahal di postingan terdahulu sudah "berikrar" untuk tetap konsisten ngisi blog.

Ya sudahlah, mungkin saat ini kita mulai lembaran baru (ceile..).
Akhir-akhir ini, sebelum postingan ini, Penulis sudah melakukan tindak lanjut dalam hal migrasi blog dari wordpress ke blogger, seperti yang diberitakan sebelumnya, yaitu:


1)memigrasikan tulisan yang ada di sana ke sini
2)mencari template yang enak diliat
3)pasang iklan :D

He..he..untuk poin ketiga, memang terlihat gimana gituh...(gimana apanya ???). Itulah salah satu alasan Penulis pindah ke sini :). Jadi jangan heran kalo ada "penampakan" yang ganjal di blog ini :D. Tapi, ini hanyalah langkah coba-coba (alias nyobain doank) dan juga Penulis tetap mengusahakan agar tidak terlalu keliatan "keramean".

Oya, mungkin isi dari blog ini sebagian besar tentang tutorial singkat, tips & trick, panduan dalam ber-Ubuntu-ria. Kenapa Ubuntu? Jawab: Karena Penulis pake Ubuntu. Pengalaman-pengalaman Penulis bersama Ubuntu, baik suka maupun duka, akan tertuang dalam blog ini. Namun, tidak menutup kemungkinan terselip info-info di luar daripada itu (pake "daripada", kayak pak RT lg ceramah:D).

Udah dulu ye..ngantuk nih...ntar halaman ini diupdate lagi deh...bye...(hoah..)



Baca Selengkapnya...

Instal Font Favoritmu di Ubuntu

>> Saturday, November 22, 2008

Gimana sih caranya? Penulis akan memberikan dua cara (pilih salah satu), cara pertama bagi yang berjiwa petualang :D, dan cara kedua yang sangat simpel. OK, langsung saja, begini caranya:


Cara Pertama
1. Persiapkan font-font yang akan diinstal (biasanya berekstensi .ttf)

2. Buat folder yang menampung font-font tersebut (misal myfonts/):
$ sudo mkdir /usr/share/fonts/myfonts/

3. Kopi semua font-font yang akan diinstal ke dalam folder myfonts/:
$ sudo cp *.ttf /usr/share/fonts/myfonts/

4. Selesai

Cara Kedua
1. Disini kita akan menggunakan nautilus script, yang dapat didownload di sini:
http://gnome-look.org/content/download.php?content=93625&id=1&tan=37563636

2. Aktifkan mode eksekusi script tersebut:
$ chmod +x installfont.sh

3. Kopi ke dalam direktori nautilus-script:
$ cp installfont.sh /home/usernamemu/.gnome2/nautilus-scripts/

4. Klik kanan pada font yang ingin diinstal, pilih menu Scripts - installfont.sh

5. OK.OK.Selesai :D

Gampang bukan? Apabila kita memakai cara kedua, cukup mengulang langkah ke 4

Semoga bermanfaat


Baca Selengkapnya...

Cara Menggunakan Torrent Client di Ubuntu

T
orrent, hmm... bagi para maniak download (yang menganut prinsip: "Gak Download maka Gak Makan" :D) tentunya tidak asing dengan torrent. Kali ini, Penulis akan membahas bagaimana menggunakan Torrent Client di Ubuntu. Cara ini juga dapat diterapkan di distro lain. Oke, jadi langkahnya begini:


1. Buka torrent client. Penulis menggunakan BitTorrent Client bawaan dari Ubuntu, dapat dibuka di Applications - Internet - Transmission BitTorrent Client

2. Pada prinsipnya, torrent client membutuhkan port dalam transportasi data. Sehingga kita perlu membuka port tersebut. Bagaimana kita port yang akan dibuka? Ini dapat dilihat pada konfigurasi torrent client yang kita pakai. Misalnya, pada Transmission BitTorrent Client dapat dilihat dari Edit - Preferences - tab Peers - lihat di Listening Port. Setelah mengetahui port yang akan dibuka (misalnya 51413), jalankan perintah ini:
$ sudo iptables -A INPUT -p tcp --dport 51413 -j ACCEPT

3. Oke, sekarang kita coba download menggunakan file torrent. Misalnya di Transmission BitTorrent Client dapat dibuka di Torrent - Add.

4. Lihat, apakah proses download berjalan. Jika ya, berarti Anda berhasil. Selamat yaaa! :D

Ada langkah tambahan apabila telah selesai memakai torrent client, yaitu menutup port yang barusan kita buka, dengan cara:
$ sudo iptables -A INPUT -p tcp --dport 51413 -j REJECT

Sekian.




Baca Selengkapnya...

Membuat Repositori Lokal (bukan Jaringan) di Ubuntu

Penulis juga pernah mengalami hal serupa. Dulu, saat awal-awal mengenal Linux, Penulis sering membeli majalah InfoLinux. Suatu waktu, ada bonus repositori Ubuntu. Nah, karena saat itu Penulis ga tau apa-apa (alias anak-kemaren-sore..he...he..), dengan lugunya, menginstal paket-paket dari repositori tersebut secara manual. Cukup merepotkan sih karena ga sedikit juga paket yang diinstal membutuhkan paket yang lain.

Saat baca2 majalahnya, ternyata ada solusinya :). Yaitu menggunakan repositori lokal. Dengan ini, urusan instal ini-itu semakin mudah karena dependensi suatu paket sudah diatur oleh apt. Sesuai dengan judul, kali ini hanya akan dibahas pembuatan repositori lokal di komputer sendiri, bukan untuk jaringan lokal. Jadi langkahnya begini:


1. Kita membutuhkan paket dpkg-dev yang bisa diambil disini:
http://kambing.ui.edu/ubuntu/pool/main/d/dpkg/dpkg-dev_1.14.22ubuntu1_all.deb

2. Instal paket dpkg-dev tersebut:
$ sudo dpkg -i dpkg-dev

3. Buat folder yang menampung paket-paket .deb repositori, kemudian copy semuanya ke dalam folder tersebut. Misal, folder tsb kita namakan repositori_lokal di home user Penulis, sehingga menjadi /home/phai/repositori_lokal/
$ mkdir /home/phai/repositori_lokal/

4. Masuk ke direktori /home/phai/
$ cd /home/phai

5. Lakukan pengindeks-an. Tunggu beberapa saat karena membutuhkan waktu tergantung dari berapa banyak paket yang akan dijadikan repositori lokal
$ sudo dpkg-scanpackages repositori_lokal /dev/null | gzip -9c > repositori_lokal/Packages.gz

6. Daftarkan repositori lokal yang baru kita buat ke dalam /etc/apt/source.list. Ada 2 cara (pilih salah satu):
* Didalam terminal (perhatikan tanda >>):
$ echo 'deb file:/home/phai repositori_lokal/' >> /etc/apt/sources.list

* System > Administration > Software Sources
Pada tab Third-Party Software, klik tombol Add
Tambahkan baris berikut pada APT line:
deb file:/home/phai repositori_lokal/

7. Terakhir, jalankan:
$ sudo apt-get update

8. Selesai :D

9. Silakan instal software/paket yang dibutuhkan

Apabila ada paket (.deb) yang ingin ditambahkan ke dalam repositori lokal maka ulangi langkah-langkah di atas. Repositori lokal juga biasa digunakan dalam sebuah jaringan (LAN) karena dapat menghemat bandwidth. Mungkin lain waktu Penulis akan membahasnya. Tunggu saja:)



Baca Selengkapnya...

GBA: Alternatif Game di Linux

>> Sunday, November 16, 2008

Linux memang masih "mengecewakan" kalangan gamer. Eits... tapi jangan kecewa dulu lantas "pindah ke lain hati". Masih ada cara lain menikmati game-game ringan tapi berbobot (apaan sih...sok paradoks). Nah.. ini dia salah satunya Game Boy Advance. As we know (just for who knows...he..he), Game Boy Advance adalah console game buatan Nintendo yang bisa dibawa-bawa alias portabel. Tapi, jangan berkecil hati bagi yang duitnya pas-pasan (karena harga console ini lumayan...sekitar Rp 700 ribuan ), karena kita bisa memainkan game-game nya di PC dengan menggunakan suatu aplikasi yang disebut emulator. Kalo di Windows, biasanya emulator GBA yang digunakan adalah Visual Boy Advance.

Lah..trus...katanya di Linux

Bentar dulu...




Iseng-iseng browsing sambil "minta petunjuk" kepada mbah Google, ternyata Visual Boy Advance tersedia juga di platform Linux (wah..senangnya).

Jadi lengkapnya Visual Boy Advance for Linux.

CAUTION:
Sebelum instalasi, pastikan dependensi sudah lengkap seperti: gcc, libpng, zlib, libSDL dan nasm

RECOMMENDATION:
Apabila Anda "malas" mencari dependansi di atas, gunakan distro Linux yang secara default sudah tersedia seperti ZenWalk (distro yang penulis gunakan).

Berikut ini langkah-langkah instalasinya.

* Download VisualBoyAdvance-src-1.7.2.tar.gz di sini

* Taruh VisualBoyAdvance-src-1.7.2.tar.gz di sembarang folder misalnya di /home/linuxku/

* Buka Terminal.

* Pergi yuk.. ke folder tadi dengan perintah:

cd /home/linuxku/

* Ekstrak VisualBoyAdvance-src-1.7.2.tar.gz dengan menggunakan perintah:

tar xzvf VisualBoyAdvance-src-1.7.2.tar.gz

* Tunggu sebentar...Dah..selesai (blom sih...) Lanjut!

* Hasil ekstrak tadi berupa folder VisualBoyAdvance-src-1.7.2. Kemudian, tuju ke folder tersebut dengan perintah:

cd /home/linuxku/VisualBoyAdvance-src-1.7.2/

* Jalankan perintah:

./configure

* Tunggu sebentar hingga pengecekan dependensi selesai. Kemudian, lanjut dengan perintah:

make

* Nah.. di sini tunggu lagi hingga proses compile selesai (agak lamaan). Setelah selesai, lanjut dengan perintah:

make install

* Tunggu sebentar.....Jika tidak ada pesan error maka instalasi SUKSES!!!

* Nah.. kalo udah punya ROM GBA langsung dimainkan dengan perintah:

VisualBoyAdvance gamekeren.gba
Happy Hacking !!!

Baca Selengkapnya...

Playing MP3 on openSUSE 10.3

Perhatian: ini hanya berlaku apabila instal dari 1 CD (yg pasti belum ada paket2 untuk memainkan MP3)

A
khirnya, openSuse 10.3 selesai saya download.
Cepet2 pulang.
Burning...
Instal!
Mmm...tampilannya menarik (KDE gitu...)
Wah..Windows saya juga langsung ke-detect (langsung tampil di desktop)
Liat2 lagi...
Ooo..ternyata audio playernya pake Amarok.
Coba mainin mp3 yang ada di partisi Windows...

HAH...Ga..Bisa...TIDAAAAAAKKKKKKK!!!!!! (maap lagi hiperbola)

Namun, perjuangan belum berakhir...


Searching di Google....
Merujuk dari forum.linux.or.id, disarankan menginstal libxine, lame, dan mad
Okeh..saya ambil ketiganya di kambing.ui.edu

Instal mad...
Berhasil!
Instal lame...
Sukses!
Instal libxine...
WAXX..Ga bisa...banyak bener dependensi yg belom ke instal

Thinking mode:On
Tring! Oya...kalo mainin mp3 di Ubuntu diperlukan gstreamer-xxxxxxx (lupa namanya...)

Cari lagi di kambing.ui.edu
Ada! Tapi, ada 4 file gstreamer.

gstreamer010
gstreamer010-fluendo-mpt
gstreamer010-plugins-base
gstreamer010-plugins-good

Comot aja semua...

Eits..di atasnya ada

gst-fluendo-mp3

Mungkin ada hubungannya dengan mp3, ambil juga...

Instal semua...
Ga ada masalah!

Coba mainin mp3 di Amarok...
La...la...la...(speaker bersenandung)
Hore! Bisa!

Jadi, yang dibutuhin bwt mainin mp3 di openSuse 10.3 saya adalah:

lame
mad
gst-fluendo-mp3
gstreamer010
gstreamer010-fluendo-mpt
gstreamer010-plugins-base
gstreamer010-plugins-good

Semuanya bisa di download di kambing.ui.edu

Happy Ngoprek!

Baca Selengkapnya...

Burning dengan cdrecord di Linux

Wah.. udah lama gak posting

Kali ini kita akan mencoba nge-burn data ke CD dengan style yang berbeda

Sekarang, udah banyak program-program 'pembakar' bertebaran, baik yang free maupun berbayar.

Kalo di Windows kita kenal yang namanya Nero.
Gak kalah hebatnya, Linux juga punya K3b (dengan GUI yg ciamik..)

Tapi, saya sekarang mau kasih tau cara lain nge-burn di Linux selain program2 diatas.
Bedanya, kita ga usah pake mouse, ngetik doank..

Yups...kita akan memakai program powerful bawaan Linux yaitu cdrecord

cdrecord adalah program 'pembakar' populer di Linux yang berbasis TUI (Text User Interface).

Ah..ngapain capek2, mendingan pake K3b, tinggal klak-klik mouse.

Iya sih, tapi, bayangkan kita berada pada sebuah sistem komputer yang sangat minimal dan kita ingin transfer data2 kita ke CD ato DVD. Tentunya, kita gak mungkin menginstal K3b yang haus resource kan..(apalagi desktop managernya...).
Btw, K3b juga pake cdrecord lo..

Disini, saya memakai distro Slackware 12.0.

* Langkah pertama kita membuat ISO image yang mengandung data yang ingin kita burn dengan program mkisofs. Saya sarankan untuk menaruh semua file yg akan di-burn dalam suatu direktori. Misalnya, saya menaruh file2 tersebut di /home/burnaja dan saya ingin membuat ISO image dengan nama burnini.iso maka perintah nya adalah

mkisofs -o burnini.iso /home/burnaja/

* Nanti, pada argumen program cdrecord, diperlukan bus CD/DVD RW. Untuk mengetahuinya, jalankan

cdrecord -scanbus

Dari outputnya kita akan melihat kurang lebih seperti ini

Cdrecord-ProDVD-Clone 2.01.01a23 (i686-pc-linux-gnu) Copyright (C) 1995-2006 Jg Schilling
Using libscg version 'schily-0.9'.
scsibus2:
2,0,0 200) 'Kingston' 'DataTravelerMini' '1.00' Removable Disk
2,1,0 201) *
2,2,0 202) *
2,3,0 203) *
2,4,0 204) *
2,5,0 205) *
2,6,0 206) *
2,7,0 207) *
scsibus3:
3,0,0 300) 'UT163 ' 'USB Flash Disk ' '0.00' Removable Disk
3,1,0 301) *
3,2,0 302) *
3,3,0 303) *
3,4,0 304) *
3,5,0 305) *
3,6,0 306) *
3,7,0 307) *
scsibus1001:
1001,0,0 100100) 'HL-DT-ST' 'DVD-RAM GSA-H55N' '1.02' Removable CD-ROM
1001,1,0 100101) *
1001,2,0 100102) *
1001,3,0 100103) *
1001,4,0 100104) *
1001,5,0 100105) *
1001,6,0 100106) *
1001,7,0 100107) *

Jadi, bus yang dipakai adalah 1001,0,0 (Ingat baik2 !!!)

* Jika Anda memakai CD RW yang sudah terisi data, kosongkan dengan perintah

cdrecord -blank=disc

* Burn ISO image burnini.iso dengan perintah

cdrecord -v -eject speed=16 dev=ATA:1001,0,0 burnini.iso

1001,0,0 adalah bus yang kita dapatkan pada langkah kedua

* Tunggu...Selesai deh..! Hip2 Hore! Hip2 Hore!

Ini adalah sebagian kecil feature dari cdrecord karena masih banyak option2 pada cdrecord dengan beragam kegunaan (maap, Penulis belum sempet meng-explore fitur2nya)
Semoga bermanfaat!!!

Baca Selengkapnya...

  © Blogger template Digi-digi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP